Sunday, October 9, 2016

Barang Normal, Barang Inferior dan Barang Giffen (+Contoh)

Barang Normal
Dalam ilmu ekonomi, barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan bertambah ketika pendapatan masyarakat bertambah (yang juga berarti bahwa barang tersebut memiliki elastisitas permintaan positif. Istilah normal tidak merujuk pada kualitas barang tersebut.

Menurut kurva indiferensi, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap ketika pendapatan masyarakat bertambah. 

Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.


Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun karena masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas meskipun dengan harga yang lebih mahal.

Menurut kurfa indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.


Barang Giffen
Salah satu barang yang bertentangan dengan hukum permintaan,
semakin tinggi harga barang giffen, jumlah yang diminta akan
semakin tinggipula. Sebaliknya jika harga barang giffen rendah, permintaannya akan turun

Contoh dari barang jenis ini adalah makanan pokok berkualitas rendah ( Staple food ) seperti singkong, gaplek, dan sebagainya. Permintaan akan barang giffen ini didorong oleh kemiskinan yang membuat konsumen tidak mampu membeli barang yang lebih berkualitas
Barang Giffen adalah barang yang apabila harganya turun justru permintaannya ikut turun dan naiknya harga barang giffen justru menaikkan jumlah barang yang diminta.

Contoh barang giffen adalah Pakaian yang dijual oleh penjual pakaian bekas, apabila harga pakaian bekas tersebut rendah/ turun permintaan akan barang tersebut turun juga karena asumsi di masyarakat dengan harga yang rendah berarti mutu pakaian tersebut juga rendah dan sebaliknya apabila harganya naik/ tinggi berarti mutu dari pakaian bekas tersebut juga tinggi / baik sehingga permintaan dari konsumen juga tinggi.

Dinamakan setelah Robert Giffen (1837-1910), baik yang permintaan meningkat seiring dengan meningkatnya harga. Tetapi barang tersebut tidak mungkin ada di dunia nyata.
Giffen adalah nama ekonom yang menemukan bukti bahwa ada konsumen yang meningkatkan permintaannya meskipun harga barang tersebut naik.

intinya, barang giffen itu termasuk barang inferior (= barang yg klo pendapatan kita naik, permintaan akan barang tersebut akan turun. contohnya dulu makan singkong, karena pendapatan naik, konsumsi singkong berkurang dan lebih memilih konsumsi beras).

Yang special, dalam barang giffen, harga barang tersebut berperan.
sekarang jarang bgt ada barang giffen krn paling ga beberapa kondisi spt barang pengganti harus sedikit, dan persentasi pendapatan seseorang untuk konsumsi barang giffen besar (tapi tetap ada konsumsi barang normal).

menurut Alfred Marshall: "Meningkatnya harga roti akan menguras pendapatan keluarga miskin, sehingga mereka terpaksa membatasi konsumsi daging; dan karena roti tetap menjadi yg termurah yg bisa mereka konsumsi, maka konsumsi roti akan meningkat."

Asumsi Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen diartikan sebagai pilihan untuk memiliki atau tidak oleh seseorang terhadap suatu produk barang atau jasa yang dikonsumsi. Menurut Kotler (2002), preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Teori preferensi ini digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan dari konsumen.

Asumsi dasar Preferensi Konsumen :

1. Lengkap (completeness)
Lengkap (Completeness): Konsumen dapat membandingkan dan memperingkat (meranking) semua kemungkinan kombinasi konsumsinya. Dari dua kombinasi A dan B misalnya, konsumen mungkin lebih suka (prefer) A daripada B, atau B daripada A, atau memiliki preferensi yang sama (indifferent) terhadap keduanya. Dengan preferensi yang sama, dimaksudkan konsumen akan memperoleh kepuasan yang sama dari kedua kombinasi tersebut. Perhatikan bahwa preferensi mengabaikan biaya. Seorang konsumen mungkin lebih suka steak daripada hamburger karena lebih murah.


2.Transitip (Transitivity): 
Transitip berarti jika seorang konsumen lebih menyukai A daripada B, dan B daripada C, maka ia juga akan lebih suka A daripada C. Dengan kata lain, transitip menekankan pada konsistensi konsumen.

3.Banyak lebih baik daripada sedikit:
Barang diasumsikan selalu dibutuhkan, sehingga konsumen selalu lebih menyukai banyak barang daripada sedikit barang. Dengan kata lain, konsumen tidak pernah terpuaskan; banyak selalu lebih baik, bahkan meski hanya sedikit lebih baik.

4.Tingkat substitusi marginal yang menurun ( diminishing marginal rate of substitution).

Ketika konsumen mendapatkan lebih banyak barang X, jumlah barang Y yang dikorbankan untuk mendapatkan barang X semakin menurun.


Cardinal Utility dan Ordinal Utility (Manfaat Kardinal dan Manfaat Ordinal)

Para ahli ekonomi berbeda pandangan dalam hal mengukur manfaat dari konsumsi atas barang dan jasa. Perbedaan pandangan tersebut terbagi menjadi dua yaitu Kardinal Utility dan Ordinal Utility.

Cardinal Utility
Kepuasan yang diperoleh oleh para konsumen dari mengkonsumsi bermacam barang atau jasa dapat dinyatakan numerik /dalam angka.

Ordinal Utility
Kepuasan yang diperoleh oleh para konsumen dari mengkonsumsi bermacam barang atau jasa tidak dapat dinyatakan numerik /dalam angka.

Pendekatan
Cardinal Utility --> pendekatan kuantitatif karena dalam angka2
Ordinal Utility --> pendekatan kualitatif misal lebih puas, puas, kurang puas, tidak puas

Realistic
Cardinal Utility --> kurang realistis karena tidak bisa dibandingkan sebenarnya tingkat kepuasan secara pasti..

Ordinal Utility --> lebih realistis

Measurement / Pengukuran

Cardinal Utility --> utils (kegunaan)
Ordinal Utility --> ranking

Analysis

Cardinal Utility --> Marginal Utility Analisis
Ordinal Utility --> Indifferent curve analisis

Diperkenalkan oleh
Cardinal Utility --> Ekonom klasik dan neo klasik
Ordinal Utility --> Ekonom modern


Produksi dan Organisasi Bisnis (Resume Chapter 6 Economics - Samuelson)

Rangkuman Mikro ekonomi dari Buku Economics Bab Poduction dan Organisasi Bisnis

Tujuan kita adalah memahami bagaimana kekuatan pasar menentukan penawaran barang dan jasa.

A . Teori Produksi dan Produk Marginal
Konsep Dasar
Perusahaan selalu berusaha keras berproduksi secara efisien, yaitu dengan biaya yang serendah-rendahnya. Dengan kata lain, mereka selalu berusaha untuk berproduksi pada tingkat output yang maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu dan mencegah pemborosan.

Fungsi Produksi
Fungsi Produksi adalah hubungan antara jumlah input yang diperlukan dan jumlah output yang dapat dihasilkan.
Fungsi Produksi : output maksimum yang dapat dihasilkan dari sejumlah tertentu input, dalam kondisi keahlian dan pengetahuan teknis tertentu.

Produk Total, Rata-Rata dan Marginal
  • Produk Total (TP) menunjukkan jumlah total output yang diproduksi dalam satuan fisik. Misalnya jumlah gantang gandum atau jumlah sepatu karet.
  • Produk Maginal (TP) adalah output tambahan yang dihasilkan oleh setiap tambahan 1 unit input, sementara input yang lain tetap. Produk Marginal tenaga kerja adalah output tambahan yang dihasilkan dari setiap penambahan  1 unit tenaga kerja. Produk Rata-Rata yang sama dengan output total dibagi unit input total.
http://www.amosweb.com/

Hukum penambahan hasil yang semakin Berkurang (The Law of Diminishing Returns)
Hukum ini menyatakan bahwa kita akan mendapatkan sedikit dan semakin sedikit tambahan output ketika kita menambahkan satu satuan input sementara input yang lain konstan. Dengan kata lain produk marginal dari tiap unit input akan turun meskipun jumlah input itu bertambah, sementara seluruh input lain konstan dan apa yang berlaku bagi input tenaga kerja juga berlaku bagi input yang lain.

Skala Hasil
Ada tiga kasus penting yang harus dibedakan :
Ø  Skala hasil yang tetap/konstan
Menunjukkan kasus dimana suatu perubahan dalam semua input menyebabkan perubahan yang proporsional pada output.
Misalnya :
Jika buruh, lahan modal, dan input lain menjadi dua kali lipat, maka dalam skala hasil yang tetap output juga akan menjadi dua kali lipat.
Ø  Skala hasil Yang Meningkat (Skala ekonomis)
Skala yang muncul ketika suatu peningkatan pada semua input menyebabkan peningkatan yang lebih dari proporsional pada tingkat output.
Misalnya :
Seorang insinyur yang merencanakansebuah pabrik kimia dengan skala kecil umumnya akan mendapatkan bahwa peningkatan input-input seperti buruh, modal, dan bahan-bahan sebanyak 10% akan meningkatkan total output sebanyak lebih dari 10%.
Ø  Skala hasil yang menurun
Terjadi ketika suatu peningkatan yang seimbang dari semua input menyebabkan peningkatan yang kurang proporsioanl pada output. Dalam banyak proses, peningkatan skala pada akhirnya akan mencapai sebuah titik dimana inefisiensi akan muncul. Hal ini mungkian timbul karena biaya manajemen atau pengendalian menjadi lebih besar. Satu kasus lagi terjadi pada pabrik pembangkit listrik, dimana perusahaan menemukan bahwa ketika pabrik tumbuh terlalu besar, resiko atas kegagalan pabrik tersebut juga tumbuh terlalu besar.

Produksi menunjukkan skala hasil yang meningkat, menurun atau tetap. Ketika peningkatan semua input secara seimbang menyebabkan peningkatan output lebih dari proporsional, kurang dari proporsional atau secara proporsional.

Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Produksi membutuhkan tidak hanya tenaga kerja dan lahan tetapi juga waktu. Seringkali duibutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk merencanakan, membangun, menguji, dan menjalankan sebuah produksi.

Produksi yang efisien membutuhkan waktu seperti juga input yang konvensional seperti buruh. Oleh karena itu, kita membedakan antara dua jangka waktu yang berbeda dalam kondisi dalam analisis produksi dan biaya.

Periode perhitungan waktu dalam produksi :
ü  Jangka Pendek (Short Run)
Sebagai suatu periode dimana perusahaan dapat menyesuaikan produksi dengan cara mengubah hanya beberapa input dan faktor-faktor variabel seperti bahan baku dan tenaga kerja tetapi tidak dapat mengubah faktor-faktor tetap seperti modal.
Faktor-Faktor Variabel adalah faktor-faktor yang ditingkatkan dalam jangka pendek.
ü  Jangka Panjang (Long Run)
Suatu periode yang cukup panjang dimana semua faktor termasuk modal disesuaikan dan digunakan oleh perusahaan termasuk modal, dapat diubah.

Perubahan Teknologi
Perubahan teknologi mengacu pada perbaikan dalam proses produksi barang dan jasa, perbahan pada produk-produk lama atau pengenalan produk baru.

Bentuk Lain dari perubahan teknologi yang hampir tidak kelihatan adalah ketika suatu perusahaan menyesuaikan proses produksinya unutk mengurangi bahan yang terbuang dan meningkatkan output.
Kita membedakan inovasi proses, yang terjadi ketika pengetahuan rekayasa yang baru memperbaiki teknik produksi untuk produk yang sudah ada, dari inovasi produk dimana produk baru atau produk yang sudah dikembangkan diperkenalkan ke pasar.

Ketika ada kegagalan pasar, bagaimanapun juga kemunduran teknologi mungkin akan terjadi, bahkan dalam ekonomi pasar. Tetapi keuntungan ekonomis dari teknologi yang sudah usang terjadi hanya karena biaya sosial akibat  polusi tidak dimasukkan dalam perhitungan biaya produksi perusahaan.

Important Features of Network Markets. 
1. First, network markets are “tippy,”
equilibrium tips toward one or only a few products. Consumer dislike buying product incompatible with dominant tech.
2, A second interesting feature is that “history matters” in network markets.
Example: QWERTY
3. “Winner-take-all”

Produktivitas dan Fungsi Produktivitas Agregat Produktivitas
Produktivitas adalah suatu konsep yang mengukur rasio dari total output terhadap rata-rata tertimbang dari input. Dua varian yang penting yaitu :
®    Produktivitas Tenaga Kerja – Menghitung jumlah output per unit tenaga kerja.
®    Produktivitas Faktor Total – Mengukur output pr unit dari total input (biasanya modal dan ternaga kerja)

Pertumbuhan Produktivitas dari Skala Ekonomi
Produktivitas tumbuh karena skala ekonomi dan karena perubahan teknologi. Skala ekonomi dan produksi masal telah menjadi unsur yang penting dari pertumbuhan produktivitas.




B. Organisasi Usaha
Sifat-sifat Perusahaan
Perusahaan dan perusahaan bisnis berdiri karena beberapa alasan, tetapi yang paling utama adalah bahwa perusahaan merupakan organisasi khusus yang semata-mata mengelola proses produksi.
Fungsi Perusahaan :
v  Memanfaatkan keekonomisan dari produksi massal, mengumpulkan dana, dan mengelola faktor-faktor produksi.
v  Mengumpulkan sumber daya untuk produksi skala besar.

Usaha Besar, Kecil, dan Sangat Kecil
  • Kepemilikan Perorangan
  1. Merupakan perusahaan kepemilikian perorangan atau pribadi dengan pemilik tunggal yang memiliki kewajiban yang tidak terbatas, atau tanggung jawab hukum untuk semua hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan-sampai jumlah yang sama dengan seluruh kekayaan pemilik.
  2. Pemilik membuat keputusan manajemen dan menerima keuntungan perusahaan.
  3. Keuntungan perusahaan dikenakan pajak  sebagai penghasilan dari pemilik.

  • Persekutuan
  1. Gabungan dua orang atau lebih yang membentuk suatu persekutuan.
  2. Kelemahannya adalah kewajiban tidak terbatas.
  3. Mitra harus setuju pada struktur manajemen dan bagaimana membagi keuntungan.
  4. Keuntungan dari kemitraan dikenai pajak sebagai pendapatan pribadi dari pemilik.

  • Korporasi (Perseroan Terbatas)
  1. Sebuah perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih pemegang saham dengan kewajiban terbatas, yang berarti pemilik yang memiliki tanggung jawab hukum hanya untuk nilai awal investasi mereka.
  2. Kekayaan pribadi para pemegang saham tidak beresiko jika perusahaan bangkrut.
  3. Keuntungan perusahaan dikenakan pajak dua kali-sekali sebagai pajak perusahaan pada keuntungan perusahaan, dan kemudian lagi sebagai pajak penghasilan yang dibayarkan oleh pemegang saham sebagai dividen ketika  laba setelah pajak didistribusikan.
Hal-Hal yang menarik dari suatu korporasi modern adalah :
´        Kepemilikian dalam suatu korporasi ditentukan oleh jumlah kepemilikian saham
´        Secara prinsip, pemegang saham mengendalikan perusahaan miliknya.

´        Para manajer dan direksi korporasi mempunyai kekuasaan sah untuk membuat keputusan untuk perusahaan.



Saturday, October 8, 2016

Perbendaan Economics Scale dan Economics Scope

Konsep dasar pengertian Economies of scale dan Economies of scope:

1.    Economies of scale: Semakin banyak volume out put maka biaya rata-rata produksi semakin kecil sehingga keuntungan semakin besar.
2.     Economies of scope: Apabila perusahaan menghasilkan beragam jenis out put maka biaya rata-rata produksinya akan semakin kecil.

Skala ekonomi sendiri ada 2 jenis yaitu:
Skala ekonomis internal (internal economies of scale) muncul jika biaya per unit tergantung pada  besarnya satu perusahaan, terlepas dari industri , pasar atau lingkungan di mana ia beroperasi .

Skala ekonomi eksternal adalah skala ekonomi yang dapat menguntungkan perusahaan karena cara industri dijalankan.

Diseconomies skala terjadi ketika perusahaan sudah semakin besar dalam rangka untuk menuai skala ekonomi, harus dikelola  dan dijalankan secara lebih kompleks. Kompleksitas ini menimbulkan biaya, dan akhirnya biaya tersebut akan lebih besar daripada tabungan yang diperoleh dari skala ekonominya. Dengan kata lain, skala ekonomi tidak selamanya menguntungkan.

Sulit menemukan sebuah perusahaan besar yang efisien . Kebanyakan perusahaan besar memiliki lebih banyak orang dari pada pekerjaan mereka.

Sedangkan economies of scope adalah situasi dimana joint output dari satu perusahaan lebih besar dibandingkan dengan output yang akan dicapai oleh dua perusahaan berbeda yang memproduksi barang yang sama. Atau singkatnya dimana satu perusahaan memproduksi lebih dari 1 jenis barang. Untuk mengukur derajat dari economies of scope, kita harus tahu berapa persen dari biaya produksi yang disimpan/tersimpan ketika dua atau lebih produk barang diproduksi secara bersama sama dibandingkan secara individual (satu perusahaan memproduksi 1 jenis barang).

Contoh ekonomi of scope adalah perusahaan travel, daripada membuat perusahaan baru di bidang ekspedisi lebih baik perusahaan travel tersebut juga menyediakan layanan jasa ekspedisi.

Dalam economies of scale, pengurangan biaya rata rata produksi digunakan untuk menambah total produksi dalam jenis barang yang sama, sedangkan untuk economies of scope, penurunan biaya rata rata produksi akan digunakan untuk memproduksi 2 jenis barang atau lebih. Maka dalam perusahaan akan ada keragaman hasil produksi..

Contoh lain adalah ketika sejumlah konglomerat bersatu untuk cross-selling saling silang menjual satu sama lain, jadi menggunakan sistem dan marketing yang sama untuk menjual berbagai macam produk untuk mendapatkan skope ekonomi.

Further reading
Sloan, A.P., “My Years with General Motors (http://www.amazon.com/exec/obidos/ASIN/0385042353/theeconomists­20) ”, Doubleday, 1964; revised, 1990
Smith, A., “The Wealth of Nations (http://www.amazon.com/exec/obidos/ASIN/0553585975/theeconomists­20) ”, 1776
More management ideas

This article is adapted from “The Economist Guide to Management Ideas and Gurus”, by Tim Hindle (Profile Books; 322 pages; £20). The guide has the low­down on over 100 of the most influential business­management ideas and more than 50 of the world's most influential management thinkers. To buy this book, please visit our online shop (

Iklan Google

Entri Populer

Berbagi Ke Lainnya